Kamis, 07 Januari 2021

KONSEP PARIWISATA PRO-POOR(PPT)

 

Konsep Pariwisata Pro-Poor (PPT) telah berkembang sejak pertama kali diperkenalkan dalam laporan Departemen Pembangunan Internasional Inggris pada tahun 1999 (Deloitte & Touche, 1999), dan organisasi pariwisata kunci dan lembaga donor seperti UNWTOSTEP, SNV dan Bank Pembangunan Asia yang paling sering megnadopsinya. Pendekatan PPT mengasumsikan bahwa pariwisata dapat membantu pengurangan kemiskinan dengan meningkatkan keuntungan bersih untuk “ masayrakat miskin” dari pengembangan pariwisata (Ashley et al., 2001).

Pariwisata Pro-Poor didasarkan pada asumsi pertumbuhan propoor (PPG) bahwa pertumbuhan ekonomi akan bermanfaat bagi pembangunan dan harus didorong sebagai Sepanjang “masayarakat miskin” mendapat manfaat secara proporsional (Ravallion, 2004). Sebagian besar perdebatan PPG berpusat pada penalaran dan penilaian ekonomi makro, sementara Karya PPT, di sisi lain, hanya difokuskan pada tingkat mikro dan dampak praktik operasi bisnis utama pada pengurangan kemiskinan (Ashley & Haysom, 2004; Ashley & Roe, 2003; Ashley & Wolmer, 2003). Pariwisata telah dipuji menghasilkan peluang pengembangan (Ashley et al., 2001), namun, industri pariwisata, bagaimanapun, telah sering dikritik karena tidak sepenuhnya menyadari potensinya untuk menciptakan hubungan dengan ekonomi lokal. Akibatnya banyak karya penelitian pada PPT sejak tahun 1999 berkenaan dengan analisis yang agak deskriptif dan desain strategi implementasi praktis dalam bentuk Manual “solusi ... ? “ yang ditulis untuk sektor swasta (Ashley et al, 2005a., 2005b). Relatif sedikit penekanan telah diberikan kepada hubungan PPT terhadap penelitian pariwisata dan pembangunan yang lebih luas. Tampaknya terdapat kekeurangan kerangka konseptual untuk membawa ide-ide ini bersama-sama.

Oleh karena itu, makalah ini berpendapat untuk memahami pentingnya Manual “solusi ...?” tersebut dengan mengembangkan kerangka umum yang menyoroti peluang yang ada bagi sektor swasta untuk berkontribusi pada praktik PPT. Tujuannya adalah untuk menjembatani antara diskusi tingkat mikro dan makro pada kebocoran dan tautan, untuk menyelidiki literatur pariwisata yang berurusan dengan isu-isu ini dan sering diabaikan oleh karya penelitian PPT yang ada, dan untuk mendiskusikan implikasi normatif yang relevan dengan usaha pariwisata .

Fokus konseptual dari makalah ini adalah pada hubungan potensial yang dapat dibuat antara sektor akomodasi dan masyarakat “miskin” di negara-negara berkembang. Meskipun fokus di sini yaitu pada negara-negara berkembang, diakui bahwa pendekatan PPT dapat diterapkan pada berbagai situasi di mana integrasi segmen masyarakat terpinggirkan ke dalam industri pariwisata dianggap bermanfaat untuk pengentasan kemiskinan. Kerangka konseptual ini dikembangkan secara deduktif dari tinjauan literatur dan secara empiris didasarkan pada proyek PPT yang dilakukan oleh penulis dan rekan - dengan demikian bertujuan untuk menggabungkan semua pengetahuan.

BERSAMBUNG KLIK DISINI

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda