KONSEP PARIWISATA PRO-POOR(PPT)
Konsep Pariwisata Pro-Poor (PPT)
telah berkembang sejak pertama kali diperkenalkan dalam laporan Departemen
Pembangunan Internasional Inggris pada tahun 1999 (Deloitte & Touche,
1999), dan organisasi pariwisata kunci dan lembaga donor seperti UNWTOSTEP, SNV
dan Bank Pembangunan Asia yang paling sering megnadopsinya. Pendekatan PPT
mengasumsikan bahwa pariwisata dapat membantu pengurangan kemiskinan dengan
meningkatkan keuntungan bersih untuk “ masayrakat miskin” dari pengembangan
pariwisata (Ashley et al., 2001).
Pariwisata Pro-Poor didasarkan pada
asumsi pertumbuhan propoor (PPG) bahwa pertumbuhan ekonomi akan bermanfaat bagi
pembangunan dan harus didorong sebagai Sepanjang “masayarakat miskin” mendapat manfaat
secara proporsional (Ravallion, 2004). Sebagian besar perdebatan PPG berpusat
pada penalaran dan penilaian ekonomi makro, sementara Karya PPT, di sisi lain, hanya
difokuskan pada tingkat mikro dan dampak praktik operasi bisnis utama pada
pengurangan kemiskinan (Ashley & Haysom, 2004; Ashley & Roe, 2003;
Ashley & Wolmer, 2003). Pariwisata telah dipuji menghasilkan peluang
pengembangan (Ashley et al., 2001), namun, industri pariwisata, bagaimanapun,
telah sering dikritik karena tidak sepenuhnya menyadari potensinya untuk
menciptakan hubungan dengan ekonomi lokal. Akibatnya banyak karya penelitian pada
PPT sejak tahun 1999 berkenaan dengan analisis yang agak deskriptif dan desain
strategi implementasi praktis dalam bentuk Manual “solusi ... ? “ yang ditulis
untuk sektor swasta (Ashley et al, 2005a., 2005b). Relatif sedikit penekanan
telah diberikan kepada hubungan PPT terhadap penelitian pariwisata dan
pembangunan yang lebih luas. Tampaknya terdapat kekeurangan kerangka konseptual
untuk membawa ide-ide ini bersama-sama.
Oleh karena itu, makalah ini berpendapat
untuk memahami pentingnya Manual “solusi ...?” tersebut dengan mengembangkan
kerangka umum yang menyoroti peluang yang ada bagi sektor swasta untuk
berkontribusi pada praktik PPT. Tujuannya adalah untuk menjembatani antara
diskusi tingkat mikro dan makro pada kebocoran dan tautan, untuk menyelidiki
literatur pariwisata yang berurusan dengan isu-isu ini dan sering diabaikan
oleh karya penelitian PPT yang ada, dan untuk mendiskusikan implikasi normatif
yang relevan dengan usaha pariwisata .
Fokus konseptual dari makalah ini
adalah pada hubungan potensial yang dapat dibuat antara sektor akomodasi dan
masyarakat “miskin” di negara-negara berkembang. Meskipun fokus di sini yaitu pada
negara-negara berkembang, diakui bahwa pendekatan PPT dapat diterapkan pada
berbagai situasi di mana integrasi segmen masyarakat terpinggirkan ke dalam
industri pariwisata dianggap bermanfaat untuk pengentasan kemiskinan. Kerangka
konseptual ini dikembangkan secara deduktif dari tinjauan literatur dan secara
empiris didasarkan pada proyek PPT yang dilakukan oleh penulis dan rekan -
dengan demikian bertujuan untuk menggabungkan semua pengetahuan.
BERSAMBUNG KLIK DISINI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda