Kamis, 07 Januari 2021

KRITIK TERHADAP CBT

 

CBT juga telah dikritik. Menurut Blackstock (2005), terdapat tiga kegagalan utama dari perspektif pengembangan komunitas. Pertama, hanya mengambil pendekatan fungsional untuk keterlibatan komunitas (tidak bertujuan transformasi dari pengembangan komunitas dan tidak berfokus pada pemberdayaan komunitas). Kedua, hanya memperlakukan komunitas setempat sebagai blok homogen ( dimana "konsensus" jarang dibahas). Ketiga, mengabaikan kendala struktural pada kontrol lokal industry pariwisata. Hal tersebut menjadi sebab kegagalan pembangunan dan mengecewakan kelompok yang terlibat dalam pariwisata itu.

Perhatian terhadap kepentingan dan identitas dalam komunitas dan hubungan mereka dengan aktor eksternal, lembaga-lembaga politik dan kebijakan nasional sangat penting untuk memahami tantangan CBT (Belsky, 1999). Honey menggambarkan bahwa banyak program CBT yang cenderung "relasional" daripada partisipatif, " yang hanya menguntungkan negara atau perusahaan swasta dengan mengorbankan pengelolaan kawasan lindung atau proyek pariwisata lokal komunitas "(1999, hal. 392).

Taylor dan Davis (1997) memberikan tinjauan literatur mengenai keterlibatan anggota komunitas dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Mereka berpendapat bahwa terdapat perbedaan kelompok-kelompok dan individu dapat dikarenakan mereka gagal untuk menangkap visi komunal dari pengembangan pariwisata dan pembangunan ekonomi. Manfaat ekonomi dari pariwisata dapat merata tetapi biaya, gangguan, kemacetan dan kenaikan harga akan mempengaruhi mereka semua. Banyak konflik yang timbul selama perencanaan pertumbuhan dan pengembangan pariwisata dikarenakan kurangnya partisipasi lokal yang menentang, keputusan mayoritas .

Bahkan control itu hanya ada ditangan politi yang mendukung pembangunan (Pearce, 1992, hal. 26). Pengendalian pariwisata oleh pemain dalam komunitas telah memperluas perbedaan komunitas serta menciptakan stereotip lain pada destinasi mereka. Selain itu, kepentingan satu komunitas lokal tidak selalu bertepatan dengan yang lain (Hall, 1994). Menurut Reed (1997), hubungan kekuasaan dapat mengubah upaya kolaboratif atau bahkan menghalangi tindakan pada tingkat lokal. Hubungan kekuasaan lokal dalam komunitas bisa lebih luas seperti pemerintah nasional, LSM dan lembaga supranasional. Masalah pemberdayaan pada kelompok kurang beruntung (orang-orang yang paling membutuhkannya) dan layanan upah rendah (sebagai koki atau pembersih). Munculnya elit lokal juga menghasilkan kesenjangan dalam komunitas, dimana semua pihak mau tidak mau dipengaruihi olehnya (Meethan, 2001, hal. 61).

Sebagai Sofield (2003) mencatat, ada banyak manfaat Perencanaan CBT pada proses, bukan hasilnya. Dengan menyusuri keterlibatan komunitas dan jalur pemberdayaan maka dapat mengetahui kapasitas sosial dan modal utuk mendukung mereka (Beeton, 2006). untuk memastikan bahwa komunitas setempat mendapatkan keuntungan dari pariwisata maka perlu pengaturan kelembagaan, dan berbagai tahap pengembangan pariwisata (Li, 2006). Dengan demikian inisiatif pariwisata perlu melibatkan komunitas dalam setiap hak, kepemilikan atau pengendalian proyek (Simpson, 2008).

BERSAMBUNG KLIK DISINI

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda