KRITIK TERHADAP CBT
CBT juga telah dikritik. Menurut Blackstock (2005), terdapat tiga
kegagalan utama dari perspektif pengembangan komunitas. Pertama, hanya mengambil
pendekatan fungsional untuk keterlibatan komunitas (tidak bertujuan transformasi
dari pengembangan komunitas dan tidak berfokus pada pemberdayaan komunitas).
Kedua, hanya memperlakukan komunitas setempat sebagai blok homogen ( dimana "konsensus"
jarang dibahas). Ketiga, mengabaikan kendala struktural pada kontrol lokal
industry pariwisata. Hal tersebut menjadi sebab kegagalan pembangunan dan
mengecewakan kelompok yang terlibat dalam pariwisata itu.
Perhatian terhadap kepentingan dan identitas dalam komunitas
dan hubungan mereka dengan aktor eksternal, lembaga-lembaga politik dan
kebijakan nasional sangat penting untuk memahami tantangan CBT (Belsky, 1999). Honey
menggambarkan bahwa banyak program CBT yang cenderung "relasional"
daripada partisipatif, " yang hanya menguntungkan negara atau perusahaan
swasta dengan mengorbankan pengelolaan kawasan lindung atau proyek pariwisata
lokal komunitas "(1999, hal. 392).
Taylor dan Davis (1997) memberikan tinjauan literatur
mengenai keterlibatan anggota komunitas dalam pengembangan pariwisata
berkelanjutan. Mereka berpendapat bahwa terdapat perbedaan kelompok-kelompok
dan individu dapat dikarenakan mereka gagal untuk menangkap visi komunal dari pengembangan
pariwisata dan pembangunan ekonomi. Manfaat ekonomi dari pariwisata dapat
merata tetapi biaya, gangguan, kemacetan dan kenaikan harga akan mempengaruhi
mereka semua. Banyak konflik yang timbul selama perencanaan pertumbuhan dan
pengembangan pariwisata dikarenakan kurangnya partisipasi lokal yang menentang,
keputusan mayoritas .
Bahkan control itu hanya ada ditangan politi yang mendukung
pembangunan (Pearce, 1992, hal. 26). Pengendalian pariwisata oleh pemain dalam
komunitas telah memperluas perbedaan komunitas serta menciptakan stereotip lain
pada destinasi mereka. Selain itu, kepentingan satu komunitas lokal tidak
selalu bertepatan dengan yang lain (Hall, 1994). Menurut Reed (1997), hubungan
kekuasaan dapat mengubah upaya kolaboratif atau bahkan menghalangi tindakan
pada tingkat lokal. Hubungan kekuasaan lokal dalam komunitas bisa lebih luas
seperti pemerintah nasional, LSM dan lembaga supranasional. Masalah
pemberdayaan pada kelompok kurang beruntung (orang-orang yang paling
membutuhkannya) dan layanan upah rendah (sebagai koki atau pembersih).
Munculnya elit lokal juga menghasilkan kesenjangan dalam komunitas, dimana
semua pihak mau tidak mau dipengaruihi olehnya (Meethan, 2001, hal. 61).
Sebagai Sofield (2003) mencatat, ada banyak manfaat
Perencanaan CBT pada proses, bukan hasilnya. Dengan menyusuri keterlibatan
komunitas dan jalur pemberdayaan maka dapat mengetahui kapasitas sosial dan
modal utuk mendukung mereka (Beeton, 2006). untuk memastikan bahwa komunitas
setempat mendapatkan keuntungan dari pariwisata maka perlu pengaturan
kelembagaan, dan berbagai tahap pengembangan pariwisata (Li, 2006). Dengan
demikian inisiatif pariwisata perlu melibatkan komunitas dalam setiap hak,
kepemilikan atau pengendalian proyek (Simpson, 2008).
BERSAMBUNG KLIK DISINI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda